Reksa Dana Anti Turun, Cocok untuk Anda Saat Harga Saham dan Kripto Anjlok
IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan akhirnya terjun pekan ini dari 8288.279 ke 7936.371 (-)2.5%. Ketika IHSG turun atau terkoreksi tajam, mayoritas saham harganya turun. Turunnya harga saham tentu berpengaruh terhadap performa NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksa dana jenis saham dan campuran.
Apalagi jika indeks yang menjadi tolak ukurnya turun, sudah pasti reksa dana berbasis indeks tersebut turun. Hal ini terjadi karena manajer investasi mengalokasikan dana portofolio pada saham di pasar modal, sehingga jika mayoritas harga saham turun, maka mayoritas reksa dana saham maupun reksa dana campuran ikut turun. Namun, ada beberapa strategi dan jenis reksa dana yang relatif lebih tahan banting ("anti turun"). Berikut cara untuk meminimalkan risiko kerugian saat pasar sedang tidak baik-baik saja.
1. Pilih Reksa Dana Pasar Uang atau Reksa Dana Pendapatan Tetap (Obligasi)
- Reksa dana pasar uang, menempatkan investasinya pada instrumen berisiko rendah seperti deposito dan surat berharga jangka pendek. Nilainya cenderung stabil, naik walaupun bursa turun.
- Reksa dana pendapatan tetap, sebagian besar berinvestasi di obligasi atau surat utang. Meskipun ada fluktuasi, risiko turun jauh lebih kecil dibanding saham.
*Sangat direkomendasikan bagi Anda yang konservatif, memerlukan dana jangka pendek atau dana darurat, likuid dan pencairan dana sekitar 3 sampai 7 hari bursa.
Cari tempat aman buat dana Anda tumbuh? Coba reksa dana pasar uang di Cermati Invest!
2. Diversifikasi Portofolio
Mengombinasikan reksa dana saham, campuran, obligasi, dan pasar uang dapat menyeimbangkan risiko, misalkan:
- 50% reksa dana pendapatan tetap (stabil naik) seperti: reksa dana Insight Renewable Energy (+)10.33% dan Insight Haji Syariah (+)10.06%
- 20% reksa dana pasar uang (stabil) seperti: reksa dana Insight Retail Cash Fund (+)6.29% dan HPAM Ultima Money Market (+5.45%)
- 20% campuran (kombinasi risiko dan return) seperti: Syailendra Balanced Opportunity Fund (+)21.35% dan HPAM Flexi Indonesia Sehat Kelas A (+)19.88%
- 10% saham (potensi cuan tinggi) seperti: HPAM Ekuitas Syariah Berkah (+)19.88% dan SAM Indonesia Equity Fund (+)26%
Amankan masa depan finansial Anda dengan investasi reksa dana pendapatan tetap di Cermati Invest.
3. Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
- Investasi berkala tertata membantu memanfaatkan momentum harga rendah dengan membeli unit lebih banyak saat pasar turun.
- Cocok untuk investor jangka panjang (>5 tahun).
- Mengurangi risiko membeli di puncak harga dan mengoptimalkan rata-rata pembelian.
4. Pilih Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah: Menghindari sektor spekulatif dan investasi berbasis riba, sehingga cenderung lebih stabil dan memberi ketenangan psikologis. Kebetulan, sejak awal 2025, indeks konstituen terbaik adalah yang berbasis syariah, non perbankan, sehingga reksa dana terbaik adalah yang berbasis syariah.
Investasi halal dan nyaman dengan Reksa Dana Syariah hanya di Cermati Invest!
5. Wait and See / Tidak Panik
- Jangan tarik dana saat nilainya turun karena kerugian bersifat unrealized loss.
- Pantau kinerja jangka panjang (1 - 5 tahun) daripada fluktuasi harian.
- Periksa manajer investasi dan alokasi portofolio untuk memastikan profesionalisme dan strategi yang solid.
6. Switching atau Rebalancing
- Jika reksa dana saham turun terlalu agresif, investor bisa beralih sebagian ke instrumen reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang.
- Rebalancing membantu menjaga proporsi risiko sesuai profil investor.
7. Rekomendasi Produk Reksa Dana saat Pasar Turun Dapat Dilihat dalam Aplikasi Cermati Invest
Anda dapat memilih berdasarkan kategori reksa dana, tipe reksa dana, performa terbaik sejak awal tahun atau periode lainnya.
Cermati juga sering memberi insight & tips, market update, literasi keuangan baik artikel maupun video yang dapat dilihat di YouTube channel Cermati sehingga dapat menambah wawasan dan memajukan masyarakat Indonesia untuk melek literasi keuangan di Indonesia.
Tetap Lakukan Diversifikasi dan Atur Strategi Investasi
Tidak ada reksa dana sepenuhnya "anti turun", tetapi memilih instrumen risiko rendah, diversifikasi portofolio, serta menerapkan strategi investasi jangka panjang dan DCA, dapat membuat portofolio lebih tahan banting saat pasar saham melemah. Investor sebaiknya menyesuaikan pilihan dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi, serta mengandalkan manajer investasi profesional untuk meminimalkan dampak fluktuasi pasar.