Reksa Dana Aktif vs Reksa Dana Pasif, Apa Bedanya?
Bagi kalangan investor pemula, reksa dana adalah instrumen investasi praktis yang bisa membantunya mewujudkan tujuan keuangan karena dikelola Manajer Investasi profesional. Meski begitu, ketika tertarik untuk investasi di produk ini, investor perlu menyesuaikan jenis reksa dana pilihannya dengan kebutuhan serta tujuan keuangan.
Contohnya adalah membandingkan antara investasi di reksa dana aktif vs reksa dana pasif. Terlihat dari namanya, kedua jenis reksa dana ini memiliki perbedaan dalam hal strategi pengelolaannya, apakah secara aktif atau pasif.
Jika dibandingkan, baik reksa dana aktif atau pasif sama-sama bisa menjadi pilihan ideal tergantung dari kebutuhan investor. Nah, untuk mengetahui perbedaan reksa dana aktif dan reksa dana pasif, mulai dari pengertian, pengelolaan portofolio, hingga tujuannya, simak penjelasan berikut ini.
Bingung cari investasi reksa dana yang aman dan menguntungkan? Cermati Invest solusinya!
Pengertian
Sesuai namanya, reksa dana aktif atau RD aktif merupakan jenis produk reksa dana di mana pengelolaan portofolio investasinya dilakukan secara aktif oleh Manajer Investasi. Maksudnya, Manajer Investasi selalu melakukan analisis untuk mengambil langkah pembelian atau penjualan instrumen investasi secara optimal. Pengelolaan aktif tersebut dilakukan dengan tujuan mengungguli keuntungan atau kinerja dari indeks acuan atau benchmark.
Sementara reksa dana pasif atau RD pasif merupakan jenis produk reksa dana di mana pengelolaan portofolionya sekadar mengikuti atau meniru kinerja sebuah indeks acuan. Contohnya, Manajer Investasi reksa dana pasif hanya akan mengelola modal investor di portofolio yang mengikuti Indeks Harga Saham Gabungan, LQ45, ataupun indeks lainnya. Jadi, Manajer Investasi tidak harus melakukan analisis untuk menentukan instrumen investasi apa yang sebaiknya dipilih dan hanya meniru komposisi indeks targetnya.
Beberapa contoh RD pasif adalah ETF atau Exchange Traded Fund, dan index fund atau reksa dana indeks.
Perbedaan Sisi Pengelolaan Portofolio
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, reksa dana aktif vs reksa dana pasif juga memiliki perbedaan dalam hal pengelolaan portofolio. Pada RD aktif, pihak Manajer Investasi akan secara aktif mengelola portofolionya dengan instrumen investasi pilihan agar imbal hasilnya mampu melampaui performa indeks acuan. Pengelolaan aktif tersebut dilakukan berdasarkan analisa pasar serta riset mendalam.
Sedangkan RD pasif, portofolionya sekadar disusun menyesuaikan komposisi dari indeks acuan yang telah ditentukan. Jadi, intervensi Manajer Investasi sangat minim dan hanya perlu melakukan penyesuaian isi portofolio reksa dananya dengan indeks target.
Perbedaan Berdasarkan Tujuan Investasi
Dengan melakukan pengelolaan secara aktif, RD aktif memiliki tujuan investasi untuk memperoleh keuntungan atau imbal hasil lebih tinggi dibanding indeks acuan atau benchmark. Sedangkan pada RD pasif, tujuan investasinya bukan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Melainkan, Manajer Investasi berusaha mendapatkan kinerja yang setara dan semirip mungkin dengan indeks acuannya.
Biaya Pengelolaan
Karena dikelola secara aktif dengan jumlah transaksi lebih banyak, biaya pengelolaan atau expense RD aktif umumnya lebih tinggi dibanding RD pasif. Beban biaya pengelolaan ini tentu saja mampu memangkas potensi keuntungan yang bisa diperoleh investor, meski nominalnya mungkin tidak terlalu terasa.
Potensi Keuntungan
Meski biaya pengelolaannya cenderung lebih besar, tapi pengelolaan aktif pada RD aktif berpeluang memberi keuntungan lebih besar tergantung dari kemampuan dan kinerja Manajer Investasi. Apalagi jika hasil analisis Manajer Investasi tepat sasaran dan mampu membuat kinerja portofolionya jauh melampaui indeks acuan.
Di sisi lain, karena sekadar menyamai kinerja indeks acuan, RD pasif cenderung memberikan potensi keuntungan lebih terbatas. Namun, meski tidak bertujuan untuk mengalahkan kinerja indeks acuan, potensi keuntungan dari reksa dana jenis ini umumnya stabil dan mudah untuk diprediksi.
Risiko Kerugian
Dari segi risiko kerugian, RD aktif tergolong mempunyai tingkat risiko yang lebih besar. Penyebabnya tidak lain karena ada kemungkinan keputusan Manajer Investasi tidak selalu membuahkan hasil sesuai perkiraan. Apalagi saat kondisi pasar modal sedang bergejolak dan sulit diprediksi karena beragam sentimen yang terjadi.
Sementara RD pasif, risikonya cenderung lebih mudah diprediksi karena jarang terjadi perubahan besar atau signifikan pada pengelolaan portofolionya.
Transparansi Keputusan Investasi
Perbedaan terakhir antara reksa dana aktif vs reksa dana pasif bisa dilihat dari transparansi keputusan investasi yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Pada RD aktif, keputusan investasi yang dilakukan Manajer Investasi bisa dibilang kurang transparan. Pasalnya, keputusan mengubah portofolio investasi pada jenis reksa dana ini bisa dilakukan dengan cepat menyesuaikan strategi dan analisis Manajer Investasi.
Sedangkan pada RD pasif, keputusan investasinya lebih transparan dan mudah dipantau oleh investor. Alasannya tidak lain karena pengelolaan portofolionya mengikuti komposisi dari indeks acuannya yang pada dasarnya terbuka bagi publik.
Jadi, Sebaiknya Investasi di Reksa Dana Aktif atau Reksa Dana Pasif?
Setelah memahami penjelasan tentang reksa dana aktif vs reksa dana pasif, Anda tentu bisa mendapatkan gambaran produk mana yang lebih baik dipilih menyesuaikan kebutuhan dan tujuan investasi. Jika mencari potensi keuntungan tinggi dan berani mengambil risiko, RD aktif idealnya lebih pas dijadikan pilihan. Sebaliknya, RD pasif cenderung lebih cocok dipilih investor yang mengutamakan kinerja yang konsisten, risiko lebih rendah, dan tak terbebani biaya transaksi lebih besar.
Jadi, pastikan untuk memahami perbandingan di atas agar bisa memilih produk yang tepat demi mewujudkan tujuan investasi secara optimal.