Obligasi Jangka Pendek vs Jangka Panjang, Mana Pilihan Terbaik?

Ketika tertarik investasi obligasi, sebagian orang mungkin bingung saat harus memilih obligasi jangka panjang atau jangka pendek. Kedua jenis obligasi tersebut pada dasarnya menarik dan layak untuk dijadikan pilihan oleh investor. Tapi, melihat risiko dan kesesuaiannya dengan tujuan keuangan, investor perlu melakukan pertimbangan secara akurat agar tidak salah memilih produk. 

Sesuai namanya, obligasi jangka pendek dan jangka panjang memiliki perbedaan dalam hal tenor atau waktu jatuh temponya bagi investor. Tentunya, agar bisa menentukan pilihan yang tepat, investor perlu menyesuaikan karakteristik obligasi tersebut dengan kebutuhan investasi, kondisi keuangan, serta tujuan. 

Nah, jika ingin tahu mana pilihan terbaik antara obligasi jangka pendek vs jangka panjang, penjelasan berikut ini wajib untuk disimak. 

Beli Obligasi Sekarang!

Karakteristik Obligasi Jangka Pendek vs Obligasi Jangka Panjang

loader

Karakteristik

Obligasi Jangka Pendek

Obligasi Jangka Panjang

Jangka Waktu

Di bawah 3 tahun

Di atas 5 tahun

Tingkat Likuiditas

Cenderung tinggi atau mudah dicairkan

Cenderung rendah atau sulit dicairkan menyesuaikan jenisnya 

Risiko Kupon Bunga

Relatif lebih rendah

Relatif lebih tinggi

Potensi Imbal Hasil

Relatif lebih rendah

Relatif lebih tinggi

Tujuan

Sebagai dana darurat atau meraih kebutuhan 1 sampai 3 tahun mendatang

Warisan, pendidikan anak, dana pensiun, atau kebutuhan di atas 5 tahun mendatang. 

Harga pada Pasar Sekunder

Cenderung stabil

Cenderung sensitif dengan fluktuasi pasar

Alasan Memilih Obligasi Jangka Pendek

Berdasarkan karakteristiknya, ada beberapa alasan mengapa obligasi jangka pendek sebaiknya dipilih oleh investor, antara lain:

  • Memiliki tujuan keuangan jangka pendek atau di bawah 3 tahun, misalnya, dana DP rumah atau biaya nikah.
  • Ragu dengan kondisi dan fluktuasi pasar dalam jangka panjang. 
  • Ingin berinvestasi dengan aman dan mudah untuk dicairkan. 

Contoh produk obligasi jangka pendek yang bisa dipilih oleh investor adalah Savings Bond Ritel atau SBR. SBR menawarkan potensi keuntungan atau imbal hasil yang stabil dengan tingkat risiko rendah. Obligasi jenis ini juga dapat dicairkan lebih cepat sebelum jatuh tempo melalui fitur early redemption sesuai kebutuhan dan keinginan investor.

Alasan Memilih Obligasi Jangka Panjang

Sementara untuk obligasi jangka panjang, investor memilihnya jika memiliki beberapa alasan sebagai berikut.

  • Mempunyai tujuan finansial jangka panjang atau di atas 5 tahun, misalnya, uang warisan, dana pensiun, dan biaya pendidikan anak. 
  • Ingin memperoleh kebebasan finansial di masa depan. 
  • Berani menghadapi fluktuasi nilai pasar. 

Contoh produk obligasi jangka panjang yang bisa dipilih investor adalah Obligasi Negara Ritel atau ORI dan Sukuk Tabungan yang memiliki tenor 5 sampai 10 tahun. Dengan jangka waktu yang lebih panjang, obligasi jenis ini umumnya menawarkan kupon imbal hasil lebih tinggi serta ideal dijadikan sebagai pilihan untuk ditahan sampai jatuh tempo atau hold to maturity.

Perbandingan Untung dan Risiko Obligasi Jangka Pendek vs Jangka Panjang

Jika ditarik garis merahnya, baik obligasi jangka pendek dan obligasi jangka panjang memiliki potensi keuntungan dan risikonya tersendiri. Bagi investor yang memilih investasi obligasi jangka pendek, mereka bisa mendapat keuntungan berupa potensi imbal hasil yang lebih stabil. Investor juga bisa merasa lebih aman menghadapi risiko suku bunga saat memilih obligasi jangka pendek karena harganya tak terlalu sensitif menghadapi perubahan suku bunga acuan dari Bank Indonesia. 

Di sisi lain, keuntungan investasi obligasi jangka panjang adalah investor berpeluang memperoleh imbal hasil lebih besar. Tapi, jika produk ini dijual lebih cepat sebelum jatuh tempo, investor bisa mengalami kerugian akibat fluktuasi harganya di pasar sekunder imbas dari perubahan suku bunga acuan.

Dalam kata lain, risiko dan keuntungan investasi ini berhubungan erat dengan panjang tenornya. Semakin lama waktu jatuh tempo obligasi, semakin tinggi pula potensi keuntungan dan risikonya. Hal tersebut tentu perlu dijadikan bahan pertimbangan oleh investor untuk menyesuaikan jenis obligasi yang dipilih dengan kebutuhan dan tujuan investasinya.

Strategi Investasi Obligasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obligasi jangka pendek vs jangka panjang mempunyai nilai plus dan minusnya tersendiri. Lalu, bagaimana strategi investasi agar bisa memanfaatkan kelebihan dari masing-masing produk tersebut?

Mudah saja, Anda bisa menerapkan strategi investasi bernama laddering. Dengan strategi laddering, Anda perlu membeli obligasi dengan durasi atau tenor berbeda, contohnya, 2 tahun, 5 tahun, serta 10 tahun. Tiap kali obligasi jatuh tempo, investasikan kembali imbal hasil dan pokoknya ke produk obligasi baru dengan tenor sama panjang. 

Melalui strategi ini, Anda bisa menikmati imbal hasil menarik dari obligasi jangka panjang, serta likuiditas dari obligasi jangka pendek sekaligus. 

Pahami Kebutuhan dan Profil Risiko agar Tahu Produk Mana yang Sebaiknya Dipilih

Itulah penjelasan tentang obligasi jangka pendek vs jangka panjang yang bisa membantu Anda mempertimbangkan produk mana yang terbaik untuk dipilih. Intinya, obligasi jangka pendek menawarkan keamanan dan likuiditas yang fleksibel bagi investor, sementara obligasi jangka panjang menawarkan potensi keuntungan optimal. Jadi, jangan lupa untuk menyesuaikan pilihan obligasi dengan kebutuhan, tujuan finansial, dan profil risiko agar bisa mendapatkan keuntungan secara maksimal.