Buang Penghambatnya! Ini 4 Cara Mengatasi Ketakutan Berinvestasi
Ketakutan dalam investasi merupakan salah satu penghambat utama mengapa banyak orang tak kunjung menanam modal. Mulai dari takut rugi, takut salah langkah, hingga takut tak mampu mengelola keuangan dengan optimal kerap menjadi alasan seseorang tidak investasi sama sekali.
Padahal, dengan tingkat inflasi yang melaju tinggi, nilai uang yang menganggur di rekening akan terus tergerus nilainya. Apalagi jika melihat saldo rekening yang melimpah, tidak jarang hasrat berbelanja akan muncul dan memicu sikap boros yang berimbas buruk pada kondisi keuangan. Mengetahui hal tersebut, Anda perlu segera mencari cara mengatasi ketakutan berinvestasi agar lekas merasakan manfaatnya bagi finansial.
Bingung cari investasi reksa dana yang aman dan menguntungkan? Cermati Invest solusinya!
Tak perlu bingung, berikut telah terangkum 4 cara mengatasi ketakutan berinvestasi agar lebih yakin dan tenang saat menanam modal untuk mengunci keuntungan.
1. Pastikan Dulu Kondisi Keuangan Prima
Sebelum mulai menanam modal, Anda perlu memastikan dulu kondisi keuangan berada dalam kondisi prima. Apa saja yang harus diperhatikan? Yang pertama adalah mengamankan keuangan dengan memiliki dana darurat dengan nominal ideal, misalnya 6 sampai 12 pengeluaran bulanan, agar kebutuhan mendesak bisa terpenuhi dengan lancar.
Selanjutnya, evaluasi anggaran dengan memangkas pengeluaran yang dirasa kurang penting agar ada lebih banyak budget yang bisa dialokasikan untuk investasi. Juga, hindari utang atau kredit untuk hal yang tidak produktif, serta lunasi dulu tanggungan utang yang mungkin sedang ditanggung saat ini.
Tak kalah pentingnya, prioritaskan tujuan keuangan, baik yang jangka pendek atau jangka panjang, agar mampu lebih tertarik untuk investasi dan menjalaninya secara optimal. Anda juga perlu melindungi finansial dari berbagai masalah tidak terduga dengan asuransi.
Idealnya, ajukan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa sebagai prioritas proteksi yang wajib dimiliki. Lalu, pertimbangkan kebutuhan asuransi lain seperti asuransi properti dan kendaraan jika memang perlindungannya dibutuhkan. Dengan memastikan kondisi keuangan terjaga dan prima, Anda akan lebih mudah mengatasi ketakutan berinvestasi.
2. Waktu Terbaik Mulai Investasi Adalah Sekarang
Selain itu, cara mengatasi ketakutan berinvestasi adalah menyadari jika waktu terbaik untuk memulainya adalah sekarang juga. Bagi yang belum tahu, peluang keuntungan investasi bisa menjadi lebih optimal jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Apalagi jika memanfaatkan efek compounding dengan menginvestasikan kembali imbal hasil yang diperoleh.
Dalam koridor waktu yang panjang, misalnya 5 tahun atau 10 tahun, kondisi ekonomi cenderung mengalami pertumbuhan dan perusahaan mampu memperoleh keuntungan yang signifikan. Keuntungan perusahaan tersebut kemudian bisa meningkatkan harga sahamnya dan memberi capital gain bagi investor.
Jika masih ragu untuk investasi, mulai saja dengan nominal kecil dan secara bertahap membangun portofolio. Misalnya, Anda bisa memulai investasi di produk reksa dana yang bisa dibeli dengan modal mulai dari 10 ribu rupiah saja. Sembari belajar, biasakan diri dulu untuk investasi dan menyadari jika ada pertumbuhan dari nilai modal yang telah ditanam selama ini.
Baca Juga: Persiapan Jadi Mapan! Ini 6 Alasan Generasi Muda Wajib Melek Investasi
3. Pahami Profil Risiko dan Tujuan Investasi
Banyak yang tidak menyadari, semua investor pasti mempunyai toleransi risiko yang berbeda. Tujuan investasi setiap investor juga pasti beragam dan perlu disesuaikan dengan kondisi keuangan. Dengan segala perbedaan tersebut, strategi dan rekomendasi instrumen investasi setiap individu juga pasti tidak sama.
Mengetahui hal tersebut, untuk mengatasi ketakutan berinvestasi, Anda perlu mencari tahu dulu profil risiko yang dimiliki dan tujuan yang ingin diraih. Dengan mengetahui kedua hal tersebut, Anda bisa lebih mudah menentukan rencana investasi yang terbaik untuk mewujudkan tujuan finansial dan jangka waktunya.
Secara umum, profil risiko investor bisa dibagi menjadi 3, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Untuk investor konservatif, mereka cenderung memiliki toleransi risiko rendah dan dianjurkan memilih instrumen yang stabil dan aman, seperti, deposito dan reksa dana pasar uang.
Sedangkan toleransi risiko yang dimiliki investor moderat biasanya berada di spektrum tengah, di mana lebih berani mengambil risiko hingga titik tertentu. Pada investor moderat, instrumen investasi yang direkomendasikan adalah obligasi dan reksa dana pendapatan tetap yang memiliki tingkat risiko sedang.
Sementara untuk investor agresif, mereka berani mengambil risiko investasi demi bisa mengunci potensi keuntungan yang lebih tinggi contohnya investasi saham dan kripto. Tapi, terkait profil risiko, investor perlu melakukan evaluasi secara berkala karena toleransi risiko bisa saja berubah seiring waktu menyesuaikan usia dan kondisi keuangan.
4. Sesuaikan Rencana Investasi dengan Tujuan
Setelah mengetahui profil risiko dan tujuan yang ingin diraih, langkah selanjutnya untuk mengatasi ketakutan berinvestasi adalah menyusun rencana. Pastinya, sesuaikan rencana investasi dengan tujuan dan profil risiko yang dimiliki untuk menghindari stres dan tekanan finansial selama menanam modal.
Ketika ragu, Anda bisa berkonsultasi dengan pihak profesional untuk menentukan rencana investasi seperti apa yang terbaik untuk dipilih. Dengan begitu, ketakutan investasi bisa lebih mudah diatasi demi meraih tujuan finansial yang lebih sejahtera di masa mendatang.
Jangan Hambat Mimpi Finansial, Segera Atasi Ketakutan Berinvestasi Anda!
Ketakutan berinvestasi sering kali menjadi penghambat seseorang mampu mengembangkan modalnya dan meraih mimpi finansialnya di kemudian hari. Padahal, ketakutan tersebut bisa dengan mudah diatasi dengan berfokus pada tujuan jangka panjang dan memahami toleransi risiko yang dimiliki. Jadi, jangan biarkan ketakutan menghambat langkah Anda membangun kekayaan dari investasi mulai hari ini dengan menerapkan 4 cara yang telah dijelaskan di atas.