Investor Harus Tahu! Ini 5 Indikator Ekonomi Makro yang Jadi Acuan Investasi

Di dunia investasi, ada banyak sentimen yang bisa mempengaruhi nilai aset yang dimiliki oleh para investor. Tentunya, agar bisa menentukan keputusan investasi terbaik, investor perlu memperhatikan dan menganalisis beragam sentimen dunia investasi tersebut. Salah satunya adalah indikator ekonomi makro yang dinamikanya mampu memberi pengaruh signifikan terhadap pergerakan mayoritas harga aset investasi. 

Sebagai cabang dari ilmu ekonomi, indikator ekonomi makro wajib dipahami oleh semua investor karena menjadi acuan aktivitas investasinya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang indikator ekonomi makro dan 5 contoh indikator utamanya, penjelasan berikut ini tak boleh Anda lewatkan.

Bingung cari investasi reksa dana yang aman dan menguntungkan? Cermati Invest solusinya!

Mulai Investasi Reksa Dana Sekarang!  

Apa Itu Ekonomi Makro?

loader

Sebelum membahas indikator ekonomi makro, Anda perlu memahami dulu pengertian ekonomi makro. Secara umum, ekonomi makro merupakan cabang ilmu ekonomi tentang dinamika ekonomi di ruang lingkup yang umum dan luas. 

Lalu, untuk indikator ekonomi makro sendiri adalah data dan informasi statistik yang menggambarkan dinamika ekonomi secara luas. Umumnya, data indikator ini diterbitkan secara berkala, contohnya, setiap bulan, 3 bulan, atau setahun sekali. Data tersebut dapat dirilis resmi oleh lembaga pemerintahan, ataupun lembaga swasta dengan acuan dan pedoman tersendiri. 

Di dunia investasi dan ekonomi secara umum, indikator ekonomi makro memiliki arti penting sebagai cerminan kondisi ekonomi suatu wilayah. Tergantung dari kondisi ekonomi makronya, kebijakan dan aturan moneter akan ditentukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi tersebut. 

Sedangkan bagi investor dan pelaku pasar modal, indikator ekonomi makro adalah sentimen penting yang perlu diperhatikan dan bisa mempengaruhi keputusan investasinya. Sebagai contoh, ketika kondisi ekonomi mengalami tren positif, investor akan tergugah untuk lebih agresif berinvestasi. Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi sedang bergejolak dan sulit diprediksi, investor cenderung akan menahan uangnya dan menunda rencana investasinya. 

5 Indikator Ekonomi Makro

Bagi investor, ada beberapa indikator ekonomi makro penting yang mampu memberi sentimen terhadap potensi pergerakan nilai instrumen investasi. Berikut 5 indikator ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor sebelum mengambil keputusan investasi. 

  1. Produk Domestik Bruto

    Produk Domestik Bruto atau biasa disingkat PDB adalah angka atau nilai keseluruhan atas barang atau jasa yang dihasilkan suatu wilayah selama 1 periode tertentu. Perbandingan nilai PDB di sebuah wilayah pada periode berbeda bisa menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonominya. 

    Meski menjadi salah satu indikator ekonomi makro yang utama, tapi PDB bukan metrik sempurna untuk mengetahui kondisi ekonomi. Alasannya karena data tersebut tak menunjukkan nilai kenaikan kualitas produk pada kondisi ekonomi, maupun informasi transaksi non pasar. Sehingga, tak sedikit investor cenderung melihat indikator ekonomi lain yang dirilis lebih cepat dan lengkap. 

    Tapi, investor tetap menjadikan data PDB di periode berbeda sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan keputusan investasi, khususnya di instrumen berisiko tinggi seperti saham. Melalui analisis PDB, investor bisa mengetahui prospek saham incarannya di masa depan. 

  2. Inflasi

    Selain PDB, inflasi juga menjadi indikator ekonomi makro yang penting untuk diperhatikan investor. Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang atau jasa di suatu ekonomi selama periode tertentu. Secara teori, semakin tinggi inflasi membuat harga barang akan menjadi lebih mahal. Di kondisi tersebut, masyarakat akan cenderung menekan daya belinya dan membuat roda ekonomi melambat. 

    Sebaliknya, saat inflasi dinilai terlalu rendah, ada potensi tingkat konsumsi masyarakat melemah dan membuat pertumbuhan ekonomi tidak optimal. Tergantung dari laju inflasi tersebut, investor akan memperkirakan pergerakan iklim investasi, khususnya di instrumen berisiko tinggi. Umumnya, saat laju inflasi tinggi, investor akan mengalihkan asetnya ke instrumen yang lebih stabil seperti emas karena masyarakat memiliki dana menganggur lebih sedikit. 

  3. Suku Bunga Acuan

    Menjadi pengendali inflasi, suku bunga acuan ditetapkan oleh Bank Sentral sebagai kebijakan moneter dan terus diperbarui secara berkala menyesuaikan arah ekonomi negara. Suku bunga acuan akan ditingkatkan saat inflasi dirasa perlu diredam guna menjaga daya beli konsumen. Sebaliknya, suku bunga acuan akan diturunkan jika Bank Sentral menganggap pertumbuhan ekonomi harus didorong. 

    Di mata investor, perubahan suku bunga acuan merupakan faktor penting untuk menilai geliat investasi di aset berisiko. Saat suku bunga acuan naik, daya tarik instrumen investasi dari perbankan dan obligasi akan meningkat dan menurunkan pembelian saham, begitu pula sebaliknya.

  4. Tingkat Pengangguran

    Indikator ekonomi makro selanjutnya adalah tingkat pengangguran karena bisa memberi tanda siklus inflasi dan ekonomi. Misalnya, rendahnya tingkat pengangguran menandakan ekonomi negara sedang bertumbuh dan membuat pasar investasi cenderung merekah. Tapi, tingginya tingkat penyerapan tenaga kerja juga bisa membuat inflasi meningkat karena pertumbuhan daya beli masyarakat mampu mempengaruhi kinerja emiten dan perlu diperhatikan oleh investor. 

  5. Cadangan Devisa Negara

    Terakhir, cadangan devisa negara juga menjadi indikator ekonomi makro penting yang menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi sebuah negara. Jika jumlahnya cukup besar, stabilitas moneter serta ekonomi makro bisa tercapai. Cadangan devisa berguna pula bagi Bank Sentral dalam mengintervensi bursa valuta asing untuk menstabilkan mata uang lokalnya.  

Pahami Indikator Ekonomi Makro untuk Tentukan Langkah Investasi

Menjadi salah satu sentimen utama dunia investasi, indikator ekonomi makro adalah hal yang penting dipahami semua investor. Dengan memahami indikator ekonomi makro di atas, investor mampu menentukan langkah investasi lebih mudah dilakukan demi memaksimalkan imbal hasil yang didapat.