Peluang IHSG Mencapai Angka Tertinggi Baru Terbuka Lebar, Kejar Reksa Dana Sahamnya

Sepanjang pekan ini, banyak data yang mendukung IHSG untuk terus bergerak naik lebih tinggi menuju awal tahun 2026. Sehingga, pada Kamis, 6 November 2025, IHSG kembali ditutup di zona hijau pada level 8.337.

Katalis Positif Penopang New ATH IHSG Tahun 2025.

Saatnya ambil peluang lebih besar dengan investasi reksa dana saham di Cermati Invest.

Mulai Investasi Reksa Dana Saham Sekarang!  

1. Pengumuman Rebalancing MSCI November 2025

Masuknya saham BREN dan BRMS ke dalam daftar MSCI Global Standard Index. Serta saham DSNG, ENRG, KLBF, MSIN, RAJA, WIFI, TINS ke dalam daftar MSCI Small Cap Index memiliki dampak penting terhadap portofolio institusi serta likuiditas pasar modal Indonesia.

Rebalancing MSCI seringkali menyebabkan volatilitas IHSG, terutama karena penyesuaian bobot atau Free Float Adjusted Market Cap (FFMC) oleh investor institusi internasional. Dengan bertambahnya saham Indonesia di indeks MSCI Global Standard, bobot pasar Indonesia sedikit meningkat di portofolio emerging market, berpotensi menambah masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia.

Perhatian: PTRO (PT Petrosea Tbk)

Dengan meningkatnya free float dan likuiditas BREN, hal ini juga memicu potensi aliran dana asing ke saham Prajogo lainnya seperti PTRO, yang diperkirakan bakal naik kelas dari indeks Small Cap ke Global Standard dan mencerminkan peningkatan kapitalisasi pasar dan likuiditas. 

2. Rilis Data GDP Indonesia

Pada 5 November kemarin dengan pertumbuhan 5.04% secara year-on-year (YoY) meskipun melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5.12%. Angka ini menjadi pertumbuhan tertinggi di antara negara-negara anggota G20.

Respon IHSG terhadap rilis GDP positif namun terbatas, cukup meningkatkan keyakinan atas daya beli masyarakat dan outlook kredit perbankan, namun belum mampu secara signifikan mengangkat IHSG keluar dari tren konsolidasinya. Potensi window dressing dan stimulus fiskal di akhir tahun diharapkan memperkuat efek data GDP pada sektor-sektor terkait.​

3. Gelontoran Danantara ke BUMN

Danantara siap menyalurkan dana jumbo sekitar Rp15-16 triliun ke pasar modal Indonesia dengan target memperkuat saham BUMN. Penyaluran dana diproyeksikan mulai Oktober 2025 dan berlanjut secara bertahap sepanjang kuartal IV 2025. 

Perhatian: Saham BUMN yang memiliki fundamental kuat dan bagus.

Sektor Energi dan Sumber Daya Alam perlu diperhatikan, masuknya saham energi terbarukan dan sumber daya alam seperti BREN, BRMS, PTRO ke MSCI meningkatkan likuiditas dan minat investor asing.

Berdasarkan beberapa faktor tersebut di atas, cermati reksa dana saham berbasis indeks berikut sebagai pilihan: 

Ketika pasar cenderung volatil akibat perubahan MSCI, window dressing, ataupun rebalancing institusi, reksa dana berbasis indeks membantu menjaga portofolio agar bergerak sejalan dengan pasar tanpa risiko outperform atau underperform akibat keputusan manajer investasi aktif.