Apa Itu Aset Tidak Likuid? Ini Pengertian, Contoh, dan Karakteristik Jenisnya

Sebagai jenis aset yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sewaktu-waktu, kebanyakan orang pasti tidak asing lagi dengan yang namanya aset likuid. Contohnya uang tunai, yaitu jenis aset likuid yang tentu saja sangat familier di kalangan masyarakat. 

Di sisi lain, sebagian orang mungkin belum begitu memahami tentang apa itu aset tidak likuid dan contohnya. Alasannya karena aset tidak likuid ini jarang digunakan di kehidupan sehari-hari dan tak secara langsung bersinggungan dengan arus kas individu ataupun bisnis. Meski begitu, memahami apa itu aset non likuid tidak kalah penting dibanding aset likuid agar lebih andal dalam mengelola finansial.

Nah, agar bisa mempelajarinya lebih lanjut, simak penjelasan tentang pengertian, contoh, dan karakteristik jenis aset non likuid berikut ini. 

Bingung cari investasi reksa dana yang aman dan menguntungkan? Cermati Invest solusinya!

Mulai Investasi Reksa Dana Sekarang!  

Definisi Aset Tidak Likuid

loader

Secara sederhana, aset tidak likuid bisa dipahami sebagai jenis aset yang memiliki karakteristik tidak mudah untuk diubah, dilikuidasi, ataupun dicairkan menjadi uang tunai. Karena likuiditasnya yang rendah tersebut, jenis aset ini mempunyai fungsi dan pengaruh yang berbeda dibanding aset likuid pada pengelolaan keuangan. 

Pengertian aset tidak likuid lainnya adalah jenis aset yang sulit untuk bisa diubah menjadi uang tunai tanpa berisiko menurunkan nilainya secara signifikan. Sehingga, aset properti seperti rumah, ruko, tanah, dan apartemen, serta instrumen investasi risiko tinggi atau pinjaman termasuk sebagai jenis aset non likuid.

Sementara itu, jika mengacu pada penjelasan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, aset tidak likuid atau bisa juga disebut illiquid asset adalah jenis aset yang tidak bisa diuangkan dengan cepat dan mudah. Beberapa contohnya adalah mesin, gedung, kendaraan dan lain sebagainya. 

Pasalnya, jenis aset tersebut membutuhkan waktu dan usaha untuk bisa dijual, serta perubahan harganya seiring waktu cenderung sulit diprediksi. Waktu yang dibutuhkan untuk menjual jenis aset ini pun tidak bisa dipastikan karena tergantung dari ketersediaan pembeli dan kecocokan harga. 

Contoh Aset Tidak Likuid

Sebenarnya, ada banyak sekali jenis dan contoh aset tidak likuid. Dari penjelasan di atas, segala jenis aset yang sulit untuk bisa dijual dan dicairkan sebagai uang tunai dengan nilai yang wajar bisa dikategorikan sebagai aset non likuid. 

Berikut adalah beberapa contoh aset tidak likuid.

  • Tanah
  • Rumah
  • Ruko 
  • Perlengkapan
  • Kendaraan
  • Karya seni
  • Perhiasan 
  • Barang koleksi

Dalam konteks bisnis, stok barang yang belum terjual juga bisa dianggap sebagai aset tidak likuid. Namun, jika sudah ada jaminan stok barang tersebut dibeli di harga yang menguntungkan dalam waktu 1 tahun atau kurang, maka aset tersebut bisa dimasukkan sebagai kategori aset likuid. 

Karakteristik Jenis Aset Tidak Likuid

Setelah memahami pengertian dan contohnya, Anda juga perlu memahami karakteristik dari beberapa jenis aset tidak likuid, antara lain:

  1. Rumah

    Rumah atau perumahan termasuk sebagai jenis aset tidak likuid karena Anda membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa menjualnya. Tidak hanya dalam proses mencari pembeli, memastikan harga jual rumah di kisaran yang wajar juga tidak mudah untuk dilakukan. 

    Bahkan, jika menjual rumah dalam kesepakatan paling awal sering kali berakhir dengan risiko kerugian dan bisa memicu ketegangan finansial di kemudian hari. Karena karakteristiknya tersebut properti jenis ini termasuk sebagai aset tidak likuid. 

  2. Apartemen

    Mirip dengan rumah, apartemen yang umumnya dijadikan sebagai tempat tinggal juga memiliki karakteristik sulit terjual alias non likuid. Jika melihat kondisinya selama beberapa tahun ke belakang, bisnis apartemen memang menunjukkan geliat yang menjanjikan. Tapi, hal tersebut tak serta merta membuat aset ini memiliki likuiditas yang bagus dan masih tergolong sebagai aset tidak likuid. 

    Alasannya karena pada proses penjualannya, pemilik apartemen masih membutuhkan waktu cukup lama agar bisa menemukan pembeli. Sehingga, pemilik apartemen masih harus menunggu agar bisa mengonversikan asetnya tersebut ke dalam bentuk dana tunai. 

  3. Tanah

    Tanah dianggap sebagai aset non likuid karena membutuhkan waktu relatif lama agar bisa mendapatkan pembeli. Harganya yang mahal juga menjadi alasan kenapa aset ini memiliki likuiditas yang rendah. Namun, karena nilainya yang bisa terus meningkat seiring waktu, tanah kerap dijadikan aset investasi jangka panjang oleh kebanyakan orang. 

  4. Saham 

    Tak hanya aset properti, instrumen investasi seperti saham juga bisa dikategorikan sebagai aset tidak likuid karena karakteristik yang dimilikinya. Di kalangan investor, saham dikenal sebagai instrumen investasi dengan tingkat risiko yang tinggi. Sehingga, ketika pergerakan nilai saham melandai, investor tidak bisa langsung mencairkannya sebagai uang tunai tanpa berisiko menelan kerugian. 

Sesuaikan Rasio Aset Tidak Likuid agar Lebih Mudah Kelola Keuangan

Itulah penjelasan tentang apa itu aset tidak likuid, contoh, dan karakteristik jenis asetnya Sebagai jenis aset yang membutuhkan waktu untuk bisa diubah menjadi uang tunai, setiap individu atau bisnis perlu menyesuaikan rasio aset tidak likuid yang dimilikinya. Jangan sampai rasio aset tidak likuid terlalu besar hingga berisiko kewalahan memenuhi kebutuhan dan tanggungan karena tidak cukup mempunyai aset likuid.