4 Mitos Investasi Syariah yang Salah Kaprah Diyakini Masyarakat, Apa Saja?
Dalam manajemen kekayaan, investasi menjadi salah satu bagian penting yang tidak boleh dilewatkan. Mampu mengembangkan nilai uang dengan sendirinya, investasi adalah kunci agar tingkat kekayaan seseorang bisa terus bertumbuh secara pasif dan tak hanya bergantung pada pendapatan aktif.
Investasi sendiri bisa dilakukan secara konvensional ataupun investasi syariah yang akhir-akhir ini semakin digemari oleh masyarakat untuk meningkatkan kondisi keuangan. Dengan cara kerja yang telah disesuaikan dengan prinsip syariah di agama Islam, investasi syariah memiliki beberapa perbedaan yang sebenarnya tidak terlalu signifikan dibanding investasi konvensional.
Tapi, bagi orang awam yang tidak begitu memahaminya, tidak sedikit dari mereka yang mempercayai beberapa informasi palsu tentang investasi syariah dan berakhir membuatnya ragu untuk menanam modal. Nah, untuk menambah wawasan dan menjauhi kesalahpahaman tersebut, simak 4 mitos investasi syariah yang sebenarnya salah kaprah untuk dipercaya berikut ini.
Bingung cari investasi reksa dana yang aman dan menguntungkan? Cermati Invest solusinya!
1. Investasi Syariah Butuh Modal yang Besar
Salah satu penghambat yang membuat beberapa orang ragu untuk mulai berinvestasi adalah meyakini jika aktivitas tersebut hanya bisa dilakukan dengan modal yang besar. Hal ini berlaku pula pada investasi syariah. Tentu saja pemahaman tersebut salah kaprah dan sekadar mitos investasi syariah yang tak seharusnya Anda percaya.
Dulu, investasi memang hanya bisa dimulai dengan modal yang cukup menguras kantong, bisa mencapai minimal 1 juta rupiah. Tapi, semenjak kehadiran reksa dana, investasi syariah bisa dimulai dengan modal sangat terjangkau, bahkan mulai dari 10 ribu rupiah saja.
Pilihan produk reksa dana syariah pun sangat beragam dan bisa dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan. Contohnya adalah reksa dana pasar uang yang berisiko rendah, reksa dana pendapatan tetap dengan risiko sedang, hingga reksa dana saham yang berisiko tinggi.
Tidak hanya itu, opsi investasi saham syariah juga cukup terjangkau dan tidak sulit untuk bisa dibeli dengan modal di bawah 1 juta rupiah. Sehingga, mitos investasi syariah membutuhkan modal besar untuk bisa dilakoni ini tidak sesuai fakta dan tak seharusnya Anda percayai lagi.
2. Rumit dan Tidak Cocok untuk Orang Awam
Mitos investasi syariah selanjutnya, sebagian orang enggan menanam modal karena merasa investasi sulit dan membingungkan untuk dilakukan. Bahkan, tidak sedikit orang menganggap jika investasi hanya boleh dilakukan oleh ahli ekonomi dan pakar keuangan saja.
Memang, jika dilakukan tanpa ilmu dasar yang cukup, investasi bisa sangat berisiko dan mampu memicu kerugian. Tapi, jika Anda memahami cara kerja, karakteristik instrumen atau produk, dan strategi menanam modal sesuai profil risiko, investor mampu mengunci potensi keuntungan dari investasi.
Apalagi sekarang ada opsi reksa dana syariah yang pengelolaannya dilakukan oleh Manajer Investasi kompeten dan berpengalaman. Sehingga, Anda hanya perlu menanam modal dan membiarkan dananya dikelola oleh Manajer Investasi untuk mendapatkan imbal hasil.
Pun jika ingin investasi sendiri, kini ada banyak platform investasi yang berlomba-lomba menyediakan informasi selengkap mungkin untuk membantu investor dalam menganalisis data. Yang terpenting, jika masih beradaptasi dengan dunia pasar modal, mulai investasi dengan modal kecil dulu untuk meminimalkan risiko kerugian sembari terus belajar dan menambah pengalaman.
3. Risiko Investasi Syariah Tergolong Tinggi
Anggapan keliru lainnya seputar investasi syariah adalah risikonya yang tergolong tinggi. Pada dasarnya, investasi memang memiliki risiko yang sebanding dengan peluang keuntungan. Dalam kata lain, jika mengharapkan keuntungan selangit, Anda juga harus bersiap dengan risiko kerugian yang tak kalah tingginya.
Itulah mengapa ketika investasi, Anda perlu memahami profil risiko diri agar bisa menyesuaikan strategi dan jenis instrumen investasi yang sebaiknya dipilih. Misalnya, sebagai investor konservatif, Anda dianjurkan untuk berinvestasi di instrumen yang stabil dan aman karena memiliki toleransi risiko rendah.
Sebaliknya, bagi investor agresif dengan tujuan investasi jangka panjang, instrumen berisiko tinggi seperti saham lebih cocok dipilih karena berpeluang memberi keuntungan paling tinggi. Juga, pelajari strategi investasi agar bisa menentukan keputusan terbaik untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan saat menanam modal.
4. Ada Banyak Risiko Penipuan yang Rentan Terjadi
Mitos investasi syariah yang terakhir adalah banyak pihak menganggap jika aktivitas menanam modal memiliki risiko penipuan cukup tinggi. Memang, bagi orang awam yang tidak memahami dunia investasi, mereka cenderung rentan untuk menjadi korban penipuan investasi bodong.
Padahal, asal memahami prinsip dasarnya, Anda bisa dijauhkan dari risiko penipuan investasi. Salah satunya adalah tidak mudah tergiur iming-iming keuntungan tinggi di waktu singkat saat investasi. Hal ini dikarenakan investasi adalah aktivitas keuangan yang membutuhkan waktu tidak sedikit untuk bisa memberi imbal hasil, dan potensi keuntungan yang diberikan sebanding dengan tingkat risikonya.
Di samping itu, pastikan pula legalitas investasi syariah dengan mengecek status terdaftarnya di Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Raih Cuan dan Berkah dengan Tepat Berinvestasi secara Syariah
Itulah 4 mitos investasi syariah yang sering kali membuat ragu masyarakat untuk mulai menanam modal. Melalui penyesuaian aktivitas dan cara pengelolaannya dengan hukum Islam, investasi syariah bisa menjadi pilihan ideal bagi Anda yang ingin menanam modal secara halal. Dengan begitu, Anda tidak melewatkan kesempatan meraih cuan dan meningkatkan kesejahteraan finansial di masa depan melalui investasi syariah.