Wajib Dihindari! Ini 9 Kesalahan dalam Berinvestasi yang Bisa Gerogoti Keuntungan

Tak bisa dipungkiri jika investasi adalah salah satu metode paling efektif meraih tujuan finansial dan menumbuhkan kekayaan dalam jangka panjang. Akan tetapi, investasi perlu dilakukan dengan cara dan strategi yang tepat agar bisa memberikan potensi imbal hasil optimal. 

Jika sampai keliru mengambil keputusan, bukan tidak mungkin investasi malah menghambat pertumbuhan kekayaan. Dalam kondisi terburuk, salah mengambil langkah saat investasi bisa memicu kerugian yang malah memperburuk kondisi keuangan di masa depan.

Memang, dalam investasi, risiko kerugian dan potensi keuntungan adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan serta akan selalu berkaitan satu sama lain. Namun, Anda bisa memperkecil risiko kerugian investasi dengan menghindari melakukan kesalahan yang tidak perlu. Nah, jika ingin tahu apa saja 9 kesalahan dalam investasi yang umum dilakukan dan mampu menggerogoti keuntungan, simak ulasannya berikut ini. 

loader

1. Tak Menentukan Tujuan Investasi

Salah satu kesalahan umum tapi fatal dilakukan saat investasi adalah tak mempunyai tujuan jelas yang ingin diraih. Tanpa tujuan spesifik, misalnya, dana pensiun, mengumpulkan DP rumah, atau biaya pendidikan anak, investasi hanya akan menjadi aktivitas menabung yang dilakukan tanpa arah. Efek buruknya, Anda tidak bisa menyusun rencana yang optimal agar aktivitas investasi berjalan lancar. 

Mempunyai tujuan investasi yang jelas mampu membantu investor menentukan strategi apa yang terbaik untuk diterapkan, termasuk memilih instrumen dan jangka waktunya. Adanya tujuan investasi berfungsi pula menjadi panduan untuk menilai serta mengevaluasi kinerja portofolio, dan mempertimbangkan kapan waktu terbaik untuk menjual atau membeli aset. 

2. Terjebak Panic Action

Bagi investor berpengalaman, mereka memahami jika kesabaran merupakan kunci penting agar bisa meraih kesuksesan dari investasi. Sayangnya, hal ini sering kali tidak dipahami oleh investor pemula yang sering kali menginginkan keuntungan instan saat menanam modal. Alhasil, tidak sedikit investor pemula yang terjebak pada panic action atau merasa panik saat terjadi fluktuasi pasar modal. 

Dalam dunia investasi, tindakan impulsif tersebut tentu bisa meningkatkan risiko keliru mengambil keputusan. Pasalnya, langkah investasi dipengaruhi oleh emosi serta ketakutan alih-alih melakukan analisis secara rasional. 

Sebagai investor, Anda perlu memahami jika fluktuasi atau penurunan nilai aset dalam investasi adalah hal yang wajar. Untuk menanggapinya, cobalah menganalisis penyebab fluktuasi dan memperkirakan pergerakan pasar ke depannya. Barulah dengan begitu Anda bisa mengantisipasi risiko kerugian atau mengoptimalkan potensi keuntungan yang mungkin terjadi dari hasil analisis rasional tersebut. 

3. Terlalu Menggunakan Emosi saat Ambil Keputusan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mengambil keputusan investasi wajib didasarkan pada data dan hasil analisis yang rasional. Jika berlandaskan emosi, sudah pasti risiko salah mengambil keputusan investasi menjadi lebih besar. Kesalahan inilah yang wajib dihindari ketika menanam modal agar tak memicu kerugian dan memangkas keuntungan. 

Umumnya, saat nilai aset bertumbuh, investor memang cenderung merasa percaya diri dan tertarik untuk membeli aset lebih banyak lagi. Sebaliknya, saat harga turun, tidak jarang mereka akan merasa panik lalu menjual asetnya dalam keadaan merugi. Untuk menyiasati hal tersebut, Anda perlu menentukan langkah investasi terbaik melalui analisis dan tak membiarkan diri dikendalikan emosi.  

4. Minim Pemahaman Seputar Investasi

Kesalahan lain yang umum dilakukan saat berinvestasi adalah terjun ke dunia pasar modal tanpa memiliki modal pemahaman atau ilmu dasar seputarnya. Perlu dipahami jika investasi bukanlah aktivitas yang bisa dilakukan dengan modal peruntungan saja. Diperlukan pemahaman yang mumpuni soal prinsip, strategi, cara kerja, dan karakteristik dari beragam jenis instrumen investasinya agar bisa mengunci potensi keuntungan dari investasi. 

Sebagai contoh, Anda terjun ke dunia investasi saham tanpa memahami karakteristik volatilitas yang tinggi dari produk tersebut. Alhasil, investasi dilakukan dengan sembarangan, mudah panik saat nilainya menurun, dan hanya memicu kerugian pada nilai aset yang telah ditanam. Untuk menyiasatinya, bekali dulu diri dengan ilmu dasar seputar investasi, seperti, profil risiko, jenis instrumen, dan strategi agar bisa menjalaninya lebih optimal. 

5. Meremehkan Pentingnya Diversifikasi 

Kesalahan dalam berinvestasi selanjutnya adalah meremehkan pentingnya diversifikasi. Bagi yang belum tahu, diversifikasi adalah strategi investasi di mana investor membagi modal investasinya ke sejumlah instrumen berbeda. Tujuannya agar lebih mudah mengelola risiko pada portofolio investasinya. 

Strategi ini sangat penting untuk dilakukan agar meminimalkan risiko kerugian jika salah satu kinerja instrumen investasi sedang kacau. Misalnya, Anda menginvestasikan seluruh modal investasi di instrumen saham saja. Saat harga pasar saham sedang terguncang, sudah pasti risiko kerugian akan mengancam keuangan. 

Sementara jika membagi modal investasi dengan rasio, anggap saja 50 persen di saham dan 50 persen di instrumen pasar uang, risiko kerugian akan lebih mudah diantisipasi. Pasalnya, saat nilai saham melandai, keuntungan investasi instrumen pasar uang masih bisa mengangkat nilai portofolio Anda, pun sebaliknya. Jadi, jangan pernah meremehkan pentingnya diversifikasi agar bisa mengoptimalkan hasil investasi. 

6. Berinvestasi dengan Orientasi Jangka Pendek

Idealnya, investasi dilakukan dalam jangka panjang agar bisa memberi potensi keuntungan maksimal. Jika dilakukan dengan orientasi jangka pendek, risiko kerugian akan menjadi lebih tinggi dan kerap membuat investor gagal berinvestasi. Melalui orientasi jangka panjang, investasi bisa dijalani dengan lebih fokus meraih tujuan keuangan dan meminimalkan risiko melakukan kesalahan karena digoyahkan fluktuasi jangka pendek.

7. Terus Menunda Rencana Investasi

Tidak sedikit orang menunda investasi karena merasa belum siap, baik secara finansial, ilmu, maupun mental. Tapi, terlepas dari hal yang membuat Anda ragu untuk memulai, investasi sebaiknya dilakukan sedini mungkin.

Dengan segera memulai investasi, potensi untuk memperoleh keuntungan compounding akan menjadi lebih tinggi. Misalnya, dengan keuntungan tetap 5 persen per tahun, keuntungan investasi akan jauh lebih signifikan jika Anda memulainya 5 tahun lalu dibanding setahun yang lalu.

Pun jika takut merugi, investor bisa meminimalkan risiko tersebut dengan memulai investasi dari modal kecil saja. Salah satu rekomendasinya adalah dengan berinvestasi reksa dana yang bisa dibeli dengan modal mulai dari 10 ribu rupiah saja. Pengelolaan reksa dana juga dilakukan oleh Manajer Investasi bersertifikat sehingga cocok dijadikan batu loncatan untuk memulai investasi oleh masyarakat awam. 

8. Tidak Realistis Menilai Risiko Investasi

Ketika investasi, risiko adalah hal yang tidak bisa sepenuhnya dihilangkan oleh investor. Jika ingin mendapatkan keuntungan dari investasi, selalu ada risiko yang harus siap ditanggung dan diantisipasi investor. Untuk itu, Anda wajib menilai risiko investasi secara realistis dan menyesuaikannya dengan toleransi risiko yang dimiliki. 

Toleransi risiko setiap investor sendiri berbeda-beda tergantung dari kondisi keuangan, jangka waktu, dan tujuan investasi, di mana hal ini digambarkan melalui profil risiko. Misalnya, jika memiliki profil risiko konservatif, pilih instrumen investasi berisiko rendah seperti deposito atau reksa dana pasar uang. Pun untuk investor dengan profil risiko moderat atau agresif memiliki rekomendasi instrumen berbeda yang perlu dipahami agar bisa menjalani investasi secara maksimal. 

9. Investasi Sebelum Punya Dana Darurat dan Asuransi

Kesalahan dalam berinvestasi yang terakhir adalah menanam modal padahal belum mempunyai dana darurat dan asuransi. Ibarat fondasi, dana darurat dan asuransi adalah pos keuangan yang mampu melindungi keuangan dari risiko masalah dan pengeluaran mendesak di kemudian hari. 

Jika mulai investasi padahal belum mempunyai dana darurat dan asuransi, kondisi keuangan akan lebih rentan terkena masalah karena tak mempunyai cadangan dana. Alhasil, desakan untuk mengajukan pinjaman menjadi lebih tinggi dan mampu memberi beban bagi kondisi keuangan. Kondisi tersebut tentu bisa menghambat pertumbuhan investasi dan mengacaukan rencana keuangan. 

Tingkatkan Peluang Sukses Investasi dengan Hindari Lakukan Kesalahan

Ketika berinvestasi, melakukan kesalahan sekecil apa pun bisa menghambat pertumbuhan serta menurunkan keuntungan. Untuk itu, Anda perlu memahami 9 kesalahan dalam berinvestasi di atas agar bisa menghindari dampak buruknya bagi pertumbuhan modal. Dengan begitu, peluang kesuksesan investasi mampu dimaksimalkan demi mewujudkan tujuan keuangan di masa depan.