Mengulik Surat Utang Negara, Jenis, dan Keunggulannya di Mata Investor

Sebagai salah satu cara mendapatkan pendanaan untuk menjalankan rencana dan program negara, Pemerintah Indonesia rutin menerbitkan Surat Berharga. Surat Berharga tersebut merupakan bentuk utang yang yang bisa dibeli masyarakat guna memenuhi kebutuhan anggaran negara. Salah satu contohnya adalah Surat Utang Negara atau SUN. 

Bagi Pemerintah, Surat Utang Negara berguna untuk mencukupi kekurangan dana pembiayaan APBN. Sedangkan bagi investor atau pembeli, Surat Berharga tersebut dianggap sebagai produk finansial yang mampu memberi keuntungan menarik dan memiliki risiko yang tergolong rendah. 

Mengetahui hal tersebut, memahami apa itu Surat Utang Negara atau SUN ini penting bagi Anda yang ingin berinvestasi dan meraih keuntungan di masa depan. Untuk lebih lengkapnya seputar Surat Utang Negara, termasuk jenis dan keunggulannya di mata investor, Anda bisa menyimak penjelasan lengkapnya berikut ini. 

Beli Obligasi Sekarang!

Pengertian Surat Utang Negara

loader  

Surat Utang Negara atau bisa juga disingkat SUN, adalah produk Surat Berharga berbentuk surat pengakuan utang dengan mata uang rupiah ataupun valuta asing di mana pembayaran pokok dan kuponnya dijamin oleh Pemerintah Indonesia hingga jatuh tempo. Penerbitan SUN ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.24 Thn. 2002 mengenai Surat Utang Negara. 

Dalam kata lain, Surat Utang Negara adalah bukti bahwa pemerintah berutang pada investor dengan kurun waktu tertentu. Berdasarkan surat utang tersebut, Pemerintah bertanggung jawab membayar pokok dan bunga Surat Utang Negara sesuai dengan masa berlakunya. 

Pihak Pengelola Surat Utang Negara

Terkait pengelolaan Surat Utang Negara sendiri dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan & Risiko atau DJPPR. Secara umum, tugas DJPU sendiri terkait pengelolaan SUN adalah menyiapkan perumusan serta pelaksanaan kebijakan cara pengelolaan produk tersebut. 

Secara lebih spesifik, berikut adalah tugas DJPU yang berkaitan dengan pengelolaan Surat Utang Negara. 

  • Perencanaan struktur dari portofolio secara optimal
  • Pelaksanaan penerbitan, pembelian, penjualan, dan penukaran SUN.
  • Mengelola risiko portofolio surat utang
  • Melakukan pengembangan infrastruktur & institusi pasar Surat Utang Negara
  • Melakukan publikasi informasi terkait pengelolaan SUN sesuai kebijakan teknis berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal.

Karakteristik Surat Utang Negara

Dibandingkan dengan Surat Berharga lainnya, Surat Utang Negara memiliki beberapa karakteristik unik yang mudah untuk dicermati oleh investor, antara lain:

  • Hanya bisa dibeli oleh investor individu atau perseorangan dengan status Warga Negara Indonesia dengan menunjukkan bukti berupa KTP ketika pembelian. 
  • Investor bisa membeli SUN via Pasar Perdana saat penawaran pertama kali, ataupun Pasar Sekunder melalui perdagangan SUN yang sudah dijual melalui Pasar Perdana.
  • Bisa diterbitkan dengan bentuk warkat ataupun tanpa warkat alias scripless. 
  • Penerbitannya dilakukan dengan tujuan membiayai kekurangan atau defisit APBN, menutup defisit kas jangka pendek, serta mengelola portofolio utang pemerintah atau negara. 
  • Penerbitan SUN wajib mendapat persetujuan dari DPR dan disahkan pada kerangka pengesahan APBN, serta melakukan konsultasi dengan Bank Indonesia. 

Jenis Surat Utang Negara

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Thn. 2002, ada beragam jenis Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh Pemerintah dan bisa dibeli oleh investor, antara lain:

  1. Surat Perbendaharaan Negara atau SPN

    SPN atau Surat Perbendaharaan Negara adalah jenis SUN dengan jangka waktu paling lama 12 bulan. Produk ini dibeli secara diskonto dan tak memberi kupon.

  2. Obligasi Negara

    Selanjutnya, Obligasi Negara merupakan jenis Surat Utang Negara dengan jangka waktu di atas 12 bulan yang pembayaran bunga atau kuponnya dilakukan secara diskonto. 

  3. Obligasi Ritel Indonesia atau ORI

    Bagi investor yang ingin membeli Surat Utang Negara yang bisa diperdagangkan kembali secara ritel, Anda bisa memilih Obligasi Ritel Indonesia atau ORI. Produk ini diterbitkan dengan tujuan memberi kesempatan yang luas pada masyarakat investor individu agar secara langsung mempunyai dan memperdagangkan instrumen tersebut secara aktif pada perdagangan Obligasi Negara. 

  4. Saving Bond Ritel atau SBR

    Terakhir, Saving Bond Ritel atau SBR adalah produk turunan ORI, dengan karakteristik menyerupai tabungan atau deposito perbankan. Karena sifatnya tersebut, produk ini dinamakan saving bond yang bisa dibeli oleh investor ritel. SBR umumnya mempunyai tenor yang relatif singkat, misalnya 2 tahun, menyesuaikan ketentuan yang berlaku. 

  5. Sukuk Ritel atau SR

    Menganut prinsip syariah, sukuk ritel adalah jenis SUN yang diterbitkan dengan tata cara ketentuan sesuai hukum agama Islam. Produk ini menawarkan potensi keuntungan yang tak kalah menarik dengan jenis produk SUN lainnya dan bisa dijadikan pilihan oleh investor dengan preferensi investasi syariah. Biasanya, sukuk ritel ditawarkan dengan pilihan tenor 3 tahun dan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. 

  6. Sukuk Tabungan atau ST

    Selayaknya sukuk ritel, sukuk tabungan juga merupakan jenis produk SUN berbasis syariah yang bisa dijadikan pilihan oleh investor. Yang membedakan, sukuk tabungan biasanya hanya memiliki tenor 2 tahun dan tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. 

Istilah Penting dalam Surat Utang Negara

Dalam investasi Surat Utang Negara, ada 2 istilah penting yang harus dipahami para investornya, yaitu:

  1. Jatuh Tempo atau Maturity

    Sebagai masa berlakunya, Surat Utang Negara mempunyai tanggal jatuh tempo atau maturity. Saat jatuh tempo, Pemerintah wajib mengembalikan dana pokok milik investor. Terkait lama waktu jatuh tempo ini beragam tergantung dari ketentuan jenis SUN yang diterbitkan, antara 3 bulan sampai 30 tahun. 

  2. Bunga atau Kupon

    Bunga atau kupon adalah keuntungan atau imbalan yang diperoleh investor SUN. Kupon atau bunga tersebut dihitung menggunakan persentase dari jumlah pokok utang dalam waktu setahun. Tapi, pembayaran kupon ini bisa dilakukan secara diskonto atau berkala menyesuaikan ketentuan produk SUN yang diterbitkan. 

    Sebagai contoh, Anda membeli SUN senilai 100 juta dengan bunga per tahun 8 persen. Sehingga, dalam waktu 1 tahun, Anda seharusnya bisa mendapatkan imbalan bunga sebesar 8 juta. Tapi, karena pembayarannya dilakukan setiap 3 bulan atau 4 kali dalam setahun, maka investor menerima 2 juta di setiap periode pembagian bunganya.

    Sementara untuk pembayaran kupon secara diskonto dilakukan melalui pembelian dengan nominal yang lebih murah di saat membeli SUN dibanding nilai yang diperoleh investor. Sebagai contoh, Anda membeli SUN dengan nilai nominal 100 juta, tapi hanya membayar 98 juta karena menganut sistem diskonto atau pembayaran di muka. Sehingga, saat jatuh tempo, investor bisa mendapatkan keuntungan karena tetap mendapatkan pembayaran pokok investasi tersebut sebesar 100 juta sesuai nilai nominalnya.

Keuntungan Investasi Surat Utang Negara

Di mata investor, kehadiran Surat Utang Negara bisa menjadi alternatif investasi rendah risiko dan tetap mampu memberi potensi keuntungan yang ideal. SUN biasanya dipilih sebagai sarana untuk mendiversifikasi portofolio dan meminimalkan risiko investasi. 

Daya tarik investasi Surat Utang Negara sendiri berasal dari jaminan pembayaran pokok dan kuponnya oleh Pemerintah. Kupon yang ditawarkan pun umumnya cukup menarik dan lebih tinggi dibanding instrumen investasi perbankan seperti deposito, dengan peluang pertumbuhan harga obligasi atau capital gain. 

Kepemilikan Surat Utang Negara seperti obligasi Negara bisa juga dijadikan sebagai aset agunan ataupun dijual ketika investor membutuhkan dana cepat. Jadi, dengan sederet keuntungannya tersebut, tak ayal jika jadwal penerbitan SUN selalu ditunggu oleh kalangan investor tertentu setiap tahunnya.

Minim Risiko, Surat Utang Negara Cocok Jadi Sarana Diversifikasi Investor

Sebagai instrumen investasi yang diterbitkan secara resmi oleh Pemerintah Indonesia, Surat Utang Negara memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah dan nyaris nol. Walaupun begitu, produk ini tetap mampu memberi potensi imbal hasil yang menjanjikan menyesuaikan tingkat bunga acuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Untuk itu, jika Anda ingin menikmati instrumen investasi yang stabil dan minim risiko, pertimbangkan membeli Surat Utang Negara selama masa penawarannya.