10 Strategi Menghadapi Inflasi Tanpa Ganggu Keuangan dan Tabungan

Menjadi fenomena keuangan yang pasti terjadi, setiap orang perlu memahami dan mengantisipasi efek inflasi terhadap kondisi finansialnya. Secara umum, inflasi adalah kondisi di mana nilai uang yang semakin menurun karena harga barang dan jasa secara umum terus menerus mengalami kenaikan selama jangka waktu tertentu. 

Contoh paling sederhana dari dampak inflasi adalah jumlah barang yang bisa dibeli dengan uang nominal 100 ribu rupiah di zaman sekarang lebih sedikit dibanding 10 tahun atau bahkan 20 tahun lalu. Mengetahui adanya efek inflasi ini, sebagai masyarakat yang cerdas Anda tentu harus tahu bagaimana strategi menghadapinya agar kondisi keuangan tetap aman dan tak sampai menguras isi tabungan. 

Lantas, bagaimana sebenarnya cara bijak untuk mengantisipasi efek inflasi agar stabilitas keuangan tetap terjaga? Nah, untuk membantu Anda menjaga aset keuangan dan tabungan, simak 10 strategi menghadapi inflasi berikut ini.

Strategi Menghadapi Inflasi

1. Investasi dan Lakukan Diversifikasi

Untuk menghadapi inflasi yang terus menurunkan nilai uang, Anda harus bisa mencari cara bagaimana nilai uang bisa terus bertumbuh dengan sendirinya seiring waktu. Salah satu cara paling optimal adalah dengan investasi. Investasi adalah aktivitas menanam modal di instrumen tertentu agar bisa menumbuhkan nilainya di masa depan. 

Sebagai contoh, Anda bisa berinvestasi di instrumen saham yang mempunyai potensi imbal hasil tinggi. Namun, karena tingkat risiko saham juga sangat tinggi, pastikan untuk melakukan diversifikasi dengan mengalokasikan sebagian aset investasi di instrumen lain yang lebih stabil. Contohnya adalah deposito atau emas agar bisa menekan risiko kerugian dari investasi saham dan mampu mengoptimalkan potensi imbal hasilnya untuk menghadapi inflasi. 

2. Tanam Modal di Saham atau Reksa Dana Saham

Untuk menyiasati tingginya laju inflasi per tahun, tidak sedikit orang yang menjadikan saham sebagai pilihan investasinya. Alasannya karena perusahaan akan menyesuaikan harga produknya dengan tingkat inflasi agar mampu meningkatkan laba dan pendapatannya. Alhasil, nilai sahamnya juga akan ikut terjaga dan tak tergerus inflasi. 

Pilihan lainnya adalah dengan berinvestasi reksa dana saham yang cenderung lebih rendah risiko dan praktis dipilih oleh investor awam. Dengan investasi di reksa dana saham, portofolio investasinya akan dikelola oleh Manajer Investasi kompeten agar mampu mengelola risiko dan mengoptimalkan potensi keuntungannya. 

3. Alokasikan Aset Investasi di Sektor Riil

Cara menghadapi inflasi selanjutnya adalah mengalokasikan sebagian aset investasi di sektor riil. Contohnya adalah investasi properti yang nilainya bisa terus meningkat menyesuaikan inflasi. Di samping itu, investasi properti juga bisa memberi pendapatan pasif dari uang sewa atau dijadikan sebagai tempat untuk berbisnis. 

4. Gunakan Instrumen Finansial Terindeks Inflasi

Jika ingin berinvestasi di instrumen yang lebih rendah risiko, Anda juga bisa membeli obligasi atau surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah. Setiap tahunnya, pemerintah menawarkan produk obligasi yang dilindungi inflasi atau inflation linked bond. Nilai dari jenis obligasi ini akan disesuaikan dengan laju inflasi sehingga bisa dijadikan solusi untuk menjaga nilai aset seiring waktu. 

Dengan berinvestasi di instrumen terindeks inflasi ini, kondisi keuangan akan mendapat perlindungan langsung dari bahaya inflasi. Penyebabnya karena nilai pokok serta bunga obligasi akan bertumbuh seiring kenaikan inflasi sehingga mampu melindungi daya beli dan nilai investasi Anda.

5. Tingkatkan Aset di Valuta yang Kuat

Ketika inflasi di sebuah negara tergolong sangat tinggi hingga melebihi tingkat inflasi negara lain, maka pertimbangkan untuk menyimpan sebagian aset dalam bentuk mata uang atau valuta asing. Dengan melakukan strategi ini, nilai aset berupa mata uang asing tersebut akan cenderung lebih stabil dan mampu melindungi tingkat kekayaan Anda dari dampak inflasi.

6. Terapkan Gaya Hidup Lebih Hemat

Ketika harga produk dan jasa secara umum mengalami kenaikan, penting bagi semua orang untuk lebih bijak mengelola pengeluarannya. Menerapkan gaya hidup lebih hemat bisa menjadi alternatif untuk menjaga kondisi keuangan di tengah gempuran inflasi yang tidak terbendung. Ketika pengeluaran terjaga, anggaran bulanan akan menjadi lebih optimal untuk menjaga stabilitas kondisi finansial sekaligus memiliki lebih banyak dana untuk ditabung atau diinvestasikan. 

7. Rutin Atur Ulang Anggaran

Cepat atau lambat, inflasi pasti akan memengaruhi kondisi keuangan, khususnya dalam hal pengeluaran yang seiring waktu terus meningkat karena harga barang yang membengkak. Oleh sebab itu, Anda dianjurkan untuk rutin mengatur ulang anggaran bulanan agar bisa menyesuaikannya dengan kondisi ekonomi terkini. 

Tingkatkan alokasi anggaran untuk kebutuhan primer dan sekunder, sembari berusaha menekan pengeluaran untuk kebutuhan tersier yang tidak terlalu mendesak. Strategi menghadapi inflasi ini penting dilakukan agar kondisi keuangan tetap terjaga dan memastikan keseimbangan antara pengeluaran dengan pemasukan. 

8. Tambah Sumber Pendapatan

Jika pengeluaran terasa semakin sulit untuk dibendung karena laju inflasi, satu-satunya cara untuk menyiasatinya adalah dengan menambah sumber pendapatan. Pendapatan tambahan ini bisa diperoleh dengan mengejar jenjang karier yang lebih tinggi, mencoba kerja sampingan atau berbisnis, dan lain sebagainya sesuai kemampuan diri. Imbal hasil dari investasi juga bisa menjadi sumber pendapatan sehingga perlu digencarkan seoptimal mungkin. 

Ketika memiliki pendapatan lebih besar, penyesuaian keuangan dengan laju inflasi pasti akan lebih mudah dilakukan. Risiko keuangan kewalahan untuk memenuhi kebutuhan imbas dari kenaikan harga barang dan jasa pun bisa dihindari ketika memiliki pendapatan yang lebih besar. 

9. Tinjau dan Optimalkan Fungsi Asuransi

Strategi menghadapi inflasi yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah mengoptimalkan fungsi asuransi. Menjadi pelindung kondisi keuangan dari risiko masalah tak terduga, asuransi memang menjadi produk finansial yang wajib dimiliki oleh semua orang.

Namun, seiring laju inflasi, biaya premi mayoritas produk asuransi akan meningkat, termasuk pada asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi properti. Agar bisa mendapatkan manfaat yang optimal, tinjau polis asuransi yang Anda miliki dan pastikan jika proteksi yang diberikan sesuai dengan premi yang dibayarkan. 

Penyesuaian polis demi melindungi diri dari risiko kenaikan biaya rumah sakit maupun kerugian properti karena inflasi ini menjadi langkah cerdas yang penting untuk dilakukan. Dengan begitu, fungsi proteksi asuransi bisa lebih maksimal melindungi kondisi keuangan sesuai kebutuhan.

10. Siapkan Dana Darurat

Terakhir, strategi menghadapi inflasi yang wajib dilakukan adalah menyiapkan dana darurat. Dengan memiliki dana darurat, Anda bisa menjaga kondisi keuangan dari risiko masalah finansial mendesak dan mendadak.

Nominal dana darurat yang ideal dimiliki oleh setiap orang sendiri beragam, sekitar 6 sampai 12 kali pengeluaran bulanan tergantung dari kebutuhan dan tanggungan yang dimiliki. Misalnya, rerata pengeluaran tiap bulan yang Anda miliki adalah 5 juta. Artinya, kumpulkan dana darurat dengan nominal minimal 30 sampai 60 juta agar mampu optimal menjadi fondasi yang melindungi kondisi keuangan.

Dana darurat sendiri sebaiknya disimpan dengan bentuk tabungan likuid yang bisa diambil sewaktu-waktu saat muncul masalah keuangan mendesak. Namun, untuk menjaga nilainya dari inflasi, beberapa orang menyimpan dana darurat di instrumen investasi rendah risiko dan bisa dicairkan dengan cepat. Contohnya adalah reksa dana pasar uang dan emas.

Pastikan Kondisi Keuangan Tetap Stabil dengan Tepat Antisipasi Dampak Inflasi

Setiap tahunnya, efek inflasi pasti akan terasa dan dialami oleh semua orang tanpa terkecuali. Jika tidak diantisipasi dengan tepat, inflasi bisa berimbas buruk terhadap kondisi keuangan. Untuk itu, agar stabilitas keuangan tetap terjaga, pastikan untuk menerapkan 10 strategi menghadapi inflasi yang telah dijelaskan di atas, ya!