4 Cara Menyimpan Dana Darurat, Mana Pilihan yang Paling Ideal?

Menjadi fondasi keuangan, dana darurat adalah pos keuangan yang wajib dimiliki oleh semua orang. Dengan dana darurat, Anda bisa lebih mampu mengantisipasi masalah keuangan mendesak yang dapat terjadi sewaktu-waktu, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, renovasi rumah, hingga bencana alam. 

Nominal dana darurat yang ideal dikumpulkan juga umumnya cukup besar, yakni sekitar 12 sampai 24 kali pengeluaran tiap bulan. Dalam kata lain, jika Anda memiliki pengeluaran rutin sebesar 5 juta rupiah per bulan, maka tabungan dana darurat yang dimiliki minimal harus senilai 60 juta rupiah.

Dengan nominal yang tidak sedikit tersebut, banyak orang penasaran beberapa rekomendasi cara menyimpan dana darurat yang optimal untuk dipilih. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, berikut terangkum 4 cara menyimpan dana darurat yang bisa Anda jadikan pilihan. 

1. Dengan Bentuk Uang Tunai

Cara menyimpan dana darurat yang pertama adalah mengumpulkannya dengan bentuk uang tunai secara manual. Cara ini cocok dipilih jika Anda mendapatkan gaji dengan uang tunai dan enggan untuk menyetornya ke rekening bank. 

Tapi, menyimpan dana darurat dengan bentuk uang tunai memiliki risiko keamanan yang cukup tinggi, seperti kehilangan atau pencurian. Juga, karena bisa dengan mudah diambil, potensi dana darurat digunakan untuk hal yang tidak mendesak juga cukup rentan, seperti belanja kompulsif atau semacamnya. Jadi, jika memang memilih cara menyimpan dana darurat ini, siapkan brankas khusus guna memastikan keamanan penyimpanannya. 

2. Disimpan di Rekening Khusus

Alternatif lain yang lebih aman untuk menyimpan dana darurat adalah menggunakan layanan rekening tabungan perbankan. Cara ini bisa dibilang cukup populer dipilih oleh masyarakat dalam mengumpulkan dana darurat. Alasannya karena keamanannya dijamin pihak bank dan bisa dicairkan dengan mudah kapan pun dibutuhkan. 

Meski begitu, menyimpan dana di bank juga memiliki kekurangan tersendiri, yakni nilai uangnya akan terus tergerus inflasi. Tak hanya itu, risiko dana darurat digunakan untuk kebutuhan pribadi yang tidak mendesak juga terbilang tinggi karena pencairannya yang mudah.

3. Dijadikan Sebagai Deposito atau Asuransi

Menyimpan dana darurat juga bisa dilakukan dengan menggunakan deposito atau asuransi. Dibanding menabung biasa atau di bank, pada dasarnya deposito mampu memberi keuntungan berupa imbal hasil dengan nominal tertentu. Hanya saja, nilai keuntungan yang ditawarkan deposito terbilang terbatas dan rentan tidak mampu mengungguli laju inflasi.

Di samping itu, jika menggunakan asuransi, produk keuangan tersebut hanya akan memberi perlindungan finansial jika risiko yang ditanggung terjadi. Sebagai contoh, asuransi kesehatan hanya bisa menanggung beban finansial berupa biaya rumah sakit dan pengobatan penyakit tertentu saja. Sehingga, manfaat dana darurat tidak fleksibel mengantisipasi apa pun masalah finansial mendesak yang bisa Anda alami sewaktu-waktu. 

4. Investasi Reksa Dana

Rekomendasi cara menyimpan dana darurat yang terakhir adalah dengan berinvestasi di instrumen reksa dana. Bagi yang belum tahu, reksa dana adalah instrumen investasi yang menghimpun dana dari investor dalam wadah khusus. Dana yang terkumpul tersebut kemudian akan dikelola oleh Manajer Investasi untuk diinvestasikan ke sejumlah instrumen investasi, seperti, obligasi, saham, serta instrumen pasar uang.

Jika dibandingkan dengan cara menabung dana darurat sebelumnya, investasi reksa dana bisa dibilang menjadi pilihan paling ideal untuk dipilih. Pasalnya, nilai uang yang terkumpul di dalamnya bisa terus bertumbuh seiring waktu melebihi laju inflasi per tahunnya. Bahkan, nilai keuntungan atau return investasi reksa dana bisa mencapai 8 persen per tahunnya sesuai jenis produk yang dipilih. 

Di samping itu, investasi reksa dana juga memiliki beragam keunggulan lain yang menarik. Salah satunya adalah Anda bisa memulainya dengan modal yang sangat terjangkau. Di beberapa produk reksa dana bahkan mempunyai syarat minimal pembelian mulai dari 10 ribu saja dan membuatnya bisa diakses oleh mayoritas masyarakat pemodal dengan kondisi ekonomi apa pun. 

Tak kalah menariknya, proses pencairan reksa dana bisa dilakukan dengan mudah dan tak memakan waktu lama. Biasanya, pencairan reksa dana hanya membutuhkan waktu 3 sampai 7 hari kerja saja semenjak pertama kali diajukan sampai uang diterima di rekening tujuan oleh investor. 

Potensi keuntungan dan risiko reksa dana pun dapat disesuaikan dengan keinginan dan profil risiko investor. Misalnya, bagi investor konservatif, ada opsi investasi di reksa dana pasar uang yang risikonya sangat rendah. Di sisi lain, investor agresif dapat menanam modal di produk reksa dana saham agar bisa memaksimalkan potensi keuntungannya. 

Walaupun begitu, jika digunakan sebagai cara menyimpan dana darurat, reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap lebih optimal dijadikan pilihan. Sebab, tingkat risikonya cukup rendah sehingga dananya lebih aman untuk dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan. 

Lekas Kumpulkan Dana Darurat dengan Tepat Memilih Caranya

Itulah penjelasan tentang 4 cara menyimpan dana darurat yang bisa Anda pilih menyesuaikan kebutuhan dan keinginan. Pada dasarnya, berinvestasi reksa dana adalah cara terbaik untuk menyimpan dana darurat karena mampu memberi potensi imbal hasil menarik dan proses pencairannya yang simpel. Walaupun begitu, menyimpan dana darurat dalam uang tunai, rekening bank, ataupun deposito dan asuransi juga tetap bisa dijadikan pilihan jika dirasa paling pas sesuai kebutuhan dan kondisi keuangan Anda. 

Baca Juga: Investasi Deposito vs Reksa Dana, Mana yang Beri Keuntungan Lebih Besar?